Bagi masyarakat, atau bahkan orang Buddhis sekalipun masih banyak yang belum mengerti tentang apa itu tumimbal lahir dan reinkarnasi, serta apa perbedaan dari kedua hal tersebut.
Oleh karena itu, mari kita bahas tuntas mengenai tumimbal lahir dan reinkarnasi.
Tumimbal Lahir (Rebirth)
Tumimbal Lahir adalah istilah yang dikenal dalam agama Buddha sehubungan dengan kelahiran kembali suatu mahluk hidup dalam alam kehidupan yang sama atau berbeda serta tidak membawa kesadaran akan kehidupan dari alam sebelumnya. Konsep ini berbeda dengan konsep reinkarnasi di mana reinkarnasi masih membawa kesadaran akan alam kehidupan dari alam sebelumnya.
Yang dimaksud dengan Tumimbal lahir adalah suatu proses kelahiran kembali jasmani dan batin yang lama mengalami pelapukan, kehancuran, dan kemudian muncul jasmani dan batin baru yang timbul akibat adanya kekuatan kamma (perbuatan). Jadi disini jasmani dan batin/”jiwa” tidak kekal. Konsep ini dianut oleh penganut Buddhisme sesuai dengan 3 prinsip dasar hidup dan kehidupan yaitu : Anatta, segala sesuatu adalah tanpa adanya “roh”/”jiwa”/batin yang kekal. Anicca, segala sesuatu yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur adalah tidak kekal. Dukkha, segala sesuatu yang tidak kekal membawa penderitaan.
Sedangkan pada Reinkarnasi yaitu Jasmani mengalami kehancuran, tetapi “jiwa”/batin tidak mengalami kehancuran/perubahan. Kemudian “jiwa” “mencari” dan menempatkan jasmani yang baru
Reinkarnasi adalah suatu proses kelahiran kembali dimana batin/”jiwa” yang lama meninggalkan jasmani yang sudah lapuk dan mencari jasmani baru. Jika diumpamakan seperti kita mengganti baju, dimana tubuh kita adalah “jiwa/batin kita, dan baju sebagai jasmani kita. Setelah baju (jasmani) usang, maka diganti dengan yang baru. Jadi disini hanya batin/”jiwa” yang dikatakan kekal. Konsep Reinkarnasi ini di anut oleh agama Hindu seperti yang dijelaskan dalam salah satu kitab suci agama Hindu yaitu Bhagavad Gita. Dan Buddhisme menolak adanya batin/”jiwa” yang kekal.
www.wikipedia.com
Seperti halnya Kerupuk, apa yang dinamakan kerupuk adalah campuran atau gabungan dari bahan-bahan a.l.; Tepung, vetsin, garam, sari rasa (udang, ikan, bawang dsb.). Tepung dan bahan-bahan yang lainnya dijadikan adonan, adonan dimasukkan steam (direbus), kemudian dicetak, dipotong dan di oven/dijemur, jadilah yang dinamakan kerupuk itu !! Dari Tepung sampai menjadi kerupuk adalah melalui Proses perubahan, jadi tidak ada satu bahanpun yang dapat dikatakan lagi murni sebagai Tepung , vetsin atau garam, semuanya telah bercampur-baur dalam satu wujud yaitu Kerupuk !
Demikian halnya dengan apa yang dinamakan sebagai Roh, jiwa, aku, ego, diri, pribadi dan sebagainya yang bersifat kekal, yang ada hanyalah proses bercampurnya antara unsur-unsur/kelompok energi batin dan jasmani yang selalu berubah/ tidak kekal. Yang disebut sebagai kelompok energi batin yaitu : Perasaan, Pencerapan, pikiran/bentukan mental dan Kesadaran., bila semuanya bergabung dengan jasmani, maka terjadilah suatu Kelahiran yang disebut sebagai Makhluk hidup ( Manusia dan hewan ).
Mengapa Kelompok batin dan jasmani disebut sebagai tidak kekal ? , karena disaat seseorang mengalami kematian, semua unsur batin dan jasmani ini tercerai-berai kembali, dan unsur batin ini sangat dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan semasa hidupnya maupun kehidupan-kehidupan sebelumnya. Sehingga nanti pada saat ia terlahir kembali sebagai makhluk, ia bukanlah makhluk yang benar-benar sama dengan saat dia masih hidup, tapi juga bukan merupakan sosok makhluk yang samasekali berbeda dengan saat ia masih hidup, karena timbunan karma-lah yang menyebabkan terjadi demikian. Dengan demikian, saat ini si Suparmin belum tentu akan menjadi orang yang jahat seperti saat ia terlahir sebagai Suparno, bisa saja dia menjadi orang yang baik-baik, suka menolong makhluk lain dan hidupnya berkecukupan ( bila karma baiknya telah matang dan lebih banyak daripada karma buruknya ), tapi tetap saja Kama buruk hasil dari perbuatan jahat pada kehidupannya sebagai Suparno, akan ia terima pada suatu waktu ( Bila karma buruknya telah matang dan berbuah), entah pada saat ini sebagai Suparmin atau nanti pada kehidupannya yang akan datang sebagai……. Suparlan misalnya.
Demikian halnya dengan apa yang dinamakan sebagai Roh, jiwa, aku, ego, diri, pribadi dan sebagainya yang bersifat kekal, yang ada hanyalah proses bercampurnya antara unsur-unsur/kelompok energi batin dan jasmani yang selalu berubah/ tidak kekal. Yang disebut sebagai kelompok energi batin yaitu : Perasaan, Pencerapan, pikiran/bentukan mental dan Kesadaran., bila semuanya bergabung dengan jasmani, maka terjadilah suatu Kelahiran yang disebut sebagai Makhluk hidup ( Manusia dan hewan ).
Mengapa Kelompok batin dan jasmani disebut sebagai tidak kekal ? , karena disaat seseorang mengalami kematian, semua unsur batin dan jasmani ini tercerai-berai kembali, dan unsur batin ini sangat dipengaruhi oleh perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan semasa hidupnya maupun kehidupan-kehidupan sebelumnya. Sehingga nanti pada saat ia terlahir kembali sebagai makhluk, ia bukanlah makhluk yang benar-benar sama dengan saat dia masih hidup, tapi juga bukan merupakan sosok makhluk yang samasekali berbeda dengan saat ia masih hidup, karena timbunan karma-lah yang menyebabkan terjadi demikian. Dengan demikian, saat ini si Suparmin belum tentu akan menjadi orang yang jahat seperti saat ia terlahir sebagai Suparno, bisa saja dia menjadi orang yang baik-baik, suka menolong makhluk lain dan hidupnya berkecukupan ( bila karma baiknya telah matang dan lebih banyak daripada karma buruknya ), tapi tetap saja Kama buruk hasil dari perbuatan jahat pada kehidupannya sebagai Suparno, akan ia terima pada suatu waktu ( Bila karma buruknya telah matang dan berbuah), entah pada saat ini sebagai Suparmin atau nanti pada kehidupannya yang akan datang sebagai……. Suparlan misalnya.
Dengan pengetahuan akan perbedaan antara Paham Reinkarnasi dan Tumimbal lahir, sekarang kita baru bisa membahas lebih lanjut atas pendapat-pendapat yang Tidak percaya adanya Kelahiran kembali, dengan alasan sebagai berikut :
1). Karena hidup dibumi ini telah ditentukan oleh Tuhan hanya untuk satu kali saja (One way ticket ), makanya kita harus menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk berbuat kebaikan agar masuk Surga.
2). Manusia / makhluk yang lahir itu adalah makhluk /individu yang baru , yang sewaktu dilahirkan masih suci dan tanpa dosa. Dia ya dilahirkan dengan identitas baru dan enggak ada hubungan sama sekali dengan kehidupan sebelumnya (yang telah mati ya jiwanya kembali ke alamnya dengan membawa dosa2 dan kebaikannya sendiri), jadi enggak ada setiap makhluk yang lahir membawa dosa keturunan dan dilahirkan kembali berdasarkan makhluk apa dia dikehidupan sebelumnya.
1). Karena hidup dibumi ini telah ditentukan oleh Tuhan hanya untuk satu kali saja (One way ticket ), makanya kita harus menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk berbuat kebaikan agar masuk Surga.
2). Manusia / makhluk yang lahir itu adalah makhluk /individu yang baru , yang sewaktu dilahirkan masih suci dan tanpa dosa. Dia ya dilahirkan dengan identitas baru dan enggak ada hubungan sama sekali dengan kehidupan sebelumnya (yang telah mati ya jiwanya kembali ke alamnya dengan membawa dosa2 dan kebaikannya sendiri), jadi enggak ada setiap makhluk yang lahir membawa dosa keturunan dan dilahirkan kembali berdasarkan makhluk apa dia dikehidupan sebelumnya.
http://artikelindonesia.com
ReinkarnasiSecara tekstual atau secara kamus, arti Reinkarnasi adalah jasad yang mengalami kematian terjadi perpindahan roh/atma dari kematian ke jasad yang baru atau ke badan baru yang cocok. Berarti disini roh/jiwa bersifat kekal dan berpindah-pindah menempati badan yang baru setelah kematian. anda masih bingung ?
Baiklah, kita umpamakan saja Roh/Jiwa itu milik seseorang yang bernama Supeno, semasa hidupnya, Supeno ini adalah seorang yang berjiwa/berwatak kejam, suka merugikan orang lain dan malasmalasan… pokoknya jahat deh…, sehingga ia memilih karier sebagai perampok !! Nah…karena kontrakannya di bumi ini sudah habis , ia-pun meninggal…… Selanjutnya Roh/Jiwa si Suparno ini mencari badan baru, setelah ketemu dengan badan yang cocok baginya, lahirlah dia…..sebagai orang baru, sebut saja namanya sekarang Suparmin. Disini dipercayai bahwa Suparmin ini sebenarnya adalah titisan dari Roh/jiwa Suparno itu , tentunya bersama-sama dengan segala wataknya yang jahat itu.
Baiklah, kita umpamakan saja Roh/Jiwa itu milik seseorang yang bernama Supeno, semasa hidupnya, Supeno ini adalah seorang yang berjiwa/berwatak kejam, suka merugikan orang lain dan malasmalasan… pokoknya jahat deh…, sehingga ia memilih karier sebagai perampok !! Nah…karena kontrakannya di bumi ini sudah habis , ia-pun meninggal…… Selanjutnya Roh/Jiwa si Suparno ini mencari badan baru, setelah ketemu dengan badan yang cocok baginya, lahirlah dia…..sebagai orang baru, sebut saja namanya sekarang Suparmin. Disini dipercayai bahwa Suparmin ini sebenarnya adalah titisan dari Roh/jiwa Suparno itu , tentunya bersama-sama dengan segala wataknya yang jahat itu.
http://artikelindonesia.com
Hmm, masih kurang? Nih, ditambahin lagi artikelnya..
Dikutip dari www.wihara.com
Didalam Paham Buddhisme ada 2 versi untuk menjelaskan tentang Waktu untuk kelahiran kembali ini...
- Versi Theravada mengatakan bahwa seseorang yang meninggal akan segera (tanpa jeda waktu) terlahir kembali di salah satu dari 31 alam kehidupan.
- Versi Mahayana/tantra mengatakan bahwa seseorang yang meninggal tidak langsung ber-tumimbal lahir, tapi ada jeda waktu selama 49 hari untuk menentukan di alam mana dia akan terlahir kembali.
- Versi Theravada mengatakan bahwa seseorang yang meninggal akan segera (tanpa jeda waktu) terlahir kembali di salah satu dari 31 alam kehidupan.
- Versi Mahayana/tantra mengatakan bahwa seseorang yang meninggal tidak langsung ber-tumimbal lahir, tapi ada jeda waktu selama 49 hari untuk menentukan di alam mana dia akan terlahir kembali.
Nah diliteratur Mahayana, digambarkan bahwa tugas Yamaraja (Yam Lo Wang) adalah sebagai Raja Pencabut nyawa yang memutuskan seseorang itu sudah waktunya meninggal atau belum, sekaligus dia yang mengurusi soal persidangan dan menentukan hukuman bagi orang-orang yang jahat/ berkelakuan buruk semasa hidupnya didunia untuk dihukum di salah satu neraka (neraka banyak macamnya), kalau orang itu selama hidupnya banyak melakukan perbuatan baik , maka salah satu Departemen yang memegang buku besar catatan /daftar "kelakuan buruk" manusia itu akan mencoret nama ybs, dan berarti tempatnya bukan di neraka..... tentu saja kalau udah bicara tentang Neraka, berarti orang tersebut terlahir di alam peta. sehingga berhadapan dengan Yamaraja...
sedangkan pengertian tumimbal lahir dan reinkarnasi menurut Theravada kalau Tumimbal lahir di dalam Buddhism, adalah seperti yang saya sebutkan diatas, yaitu : Tidak terjadi suatu perpindahan roh/jiwa/ke dalam jasmani yang baru. Yang terjadi dalam proses kelahiran kembali adalah adanya proses berkesinambungan dari kesadaran (citta) pada kehidupan lampau dengan kesadaran (citta) kehidupan baru yang merupakan suatu aksi-reaksi.
Konsep ini dianut oleh penganut Buddhisme sesuai dengan 3 prinsip dasar hidup dan kehidupan yaitu : Anatta, segala sesuatu adalah "tanpa Inti diri", "roh", "jiwa" atau "batin yang kekal". Anicca, segala sesuatu yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur adalah tidak kekal. Dukkha, segala sesuatu yang tidak kekal adalah merupakan penderitaan.
Menurut Mahayana/Tantra sedangkan konsep Reinkarnasi yaitu :adalah suatu proses kelahiran kembali dimana batin atau "jiwa" yang lama meninggalkan jasmani yang sudah lapuk dan mencari jasmani yang baru.atau singkatnya "Menitis" ke jasmani yang baru.
Jika diumpamakan seperti kita mengganti baju, dimana tubuh kita adalah "jiwa/batin" kita, dan baju sebagai jasmani kita. Setelah baju (jasmani) usang, maka diganti dengan yang baru. Jadi disini hanya batin/"jiwa" yang dikatakan kekal.
Konsep Reinkarnasi ini di anut oleh agama Hindu seperti yang dijelaskan dalam salah satu kitab suci agama Hindu yaitu Bhagavad Gita. Dan Buddhisme menolak adanya batin/"jiwa" yang kekal.
ini copas dari postingan Bro TanHadi
Pada dasarnya proses kelahiran kembali di alam semesta itu cuma ada satu proses gak ada menurut ini... menurut itu hanya perbedaan pengertian atau tingkatan dari individu yang menilainya. semuanya sama prosesnya. menurut TBSN/tantra yaitu reinkarnasi dari roh yang awal memasuki rahim baru setelah meminum air yang diberikan dewi nenek meng di buku Yuli untuk melupakan masa lalunya. memang roh bisa musnah tidak ada yang kekal tapi banyak yang sudah melampaui ribuan bahkan jutaan kehidupan.
Para Rhinpoce atau Tulku di Tibet sendiri bahkan mendapat warisan sutera memasuki rahim. jadi nanti dia dapat memilih mau lahir kemana, setelah memutuskan akan lahir dimana maka ia akan meningggalkan pesan atau tanda-tanda yang akan menunjukkan anak/tempat yang akan menjadi kelahiran kembali dirinya.
sedangkan pengertian tumimbal lahir dan reinkarnasi menurut Theravada kalau Tumimbal lahir di dalam Buddhism, adalah seperti yang saya sebutkan diatas, yaitu : Tidak terjadi suatu perpindahan roh/jiwa/ke dalam jasmani yang baru. Yang terjadi dalam proses kelahiran kembali adalah adanya proses berkesinambungan dari kesadaran (citta) pada kehidupan lampau dengan kesadaran (citta) kehidupan baru yang merupakan suatu aksi-reaksi.
Konsep ini dianut oleh penganut Buddhisme sesuai dengan 3 prinsip dasar hidup dan kehidupan yaitu : Anatta, segala sesuatu adalah "tanpa Inti diri", "roh", "jiwa" atau "batin yang kekal". Anicca, segala sesuatu yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur adalah tidak kekal. Dukkha, segala sesuatu yang tidak kekal adalah merupakan penderitaan.
Menurut Mahayana/Tantra sedangkan konsep Reinkarnasi yaitu :adalah suatu proses kelahiran kembali dimana batin atau "jiwa" yang lama meninggalkan jasmani yang sudah lapuk dan mencari jasmani yang baru.atau singkatnya "Menitis" ke jasmani yang baru.
Jika diumpamakan seperti kita mengganti baju, dimana tubuh kita adalah "jiwa/batin" kita, dan baju sebagai jasmani kita. Setelah baju (jasmani) usang, maka diganti dengan yang baru. Jadi disini hanya batin/"jiwa" yang dikatakan kekal.
Konsep Reinkarnasi ini di anut oleh agama Hindu seperti yang dijelaskan dalam salah satu kitab suci agama Hindu yaitu Bhagavad Gita. Dan Buddhisme menolak adanya batin/"jiwa" yang kekal.
ini copas dari postingan Bro TanHadi
Pada dasarnya proses kelahiran kembali di alam semesta itu cuma ada satu proses gak ada menurut ini... menurut itu hanya perbedaan pengertian atau tingkatan dari individu yang menilainya. semuanya sama prosesnya. menurut TBSN/tantra yaitu reinkarnasi dari roh yang awal memasuki rahim baru setelah meminum air yang diberikan dewi nenek meng di buku Yuli untuk melupakan masa lalunya. memang roh bisa musnah tidak ada yang kekal tapi banyak yang sudah melampaui ribuan bahkan jutaan kehidupan.
Para Rhinpoce atau Tulku di Tibet sendiri bahkan mendapat warisan sutera memasuki rahim. jadi nanti dia dapat memilih mau lahir kemana, setelah memutuskan akan lahir dimana maka ia akan meningggalkan pesan atau tanda-tanda yang akan menunjukkan anak/tempat yang akan menjadi kelahiran kembali dirinya.
Satu lagi, dari artikel di www.dhammacitta.com
Banyak umat Buddha awam dan umat agama lain yang telah keliru menganggap reinkarnasi adalah sebuah istilah agama Buddha. Padahal, ajaran Buddha justru ingin mendefinisikan kembali (mengoreksi) istilah 'reinkarnasi' yang dikenal kaum Hindu dan menggantinya dengan punarbhava, atau rebirth dalam bahasa Inggris, karena istilah ini lebih tepat!
Reinkarnasi berarti inkarnasi (penjelmaan) kembali suatu makhluk yang telah mati ke tubuh yang baru. Dalam agama Buddha, tidak ada istilah penjelmaan kembali bagi suatu makhluk yang telah mati dan memasuki tubuhnya yang baru. Agama Buddha hanya mengenal kelahiran kembali (rebirth). Dalam pengertian reinkarnasi, roh (jiwa) seseorang yang telah mati berpindah ke tubuh yang baru. Di sini, roh dianggap suatu substansi yang kekal yang berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lainnya.
Dalam konsep Buddhis, tidak dikenal istilah 'roh (jiwa) yang kekal' karena agama Buddha menganut konsep anatta (tanpa roh). Tidak ada suatu diri yang kekal yang berpindah setelah kita mati. Yang ada hanyalah suatu energi (berbentuk kesadaran penyambung) yang meneruskan kehidupan berikutnya. Ibarat api lilin yang diteruskan dari satu lilin ke lilin yang lain, api lilin itu sendiri tidak berpindah, karena lilin-lilin sebelumnya tetap menyala, melainkan karena adanya kondisi (sumbu lilin) yang memungkinkan lilin-lilin berikutnya menyala. Demikian pula kita terlahir kembali karena masih adanya sumbu kehidupan (kemelekatan).
Ingatlah hukum fisika yang menyatakan: energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Hukum karma dalam agama Buddha dapat dibandingkan dengan hukum energi dalam fisika. Hukum karma menyatakan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan manusia akan berakibat (akibatnya tidak akan hilang). Tetapi akibatnya bisa dalam berbagai kondisi (bentuk) sesuai dengan kadar perbuatannya. Akibat dari suatu karma buruk yang tidak terlalu besar dapat diminimalkan dengan suatu karma baik yang besar. Akibat itu sendiri tidaklah hilang, tetapi seolah-olah telah hilang karena kekuatan karma baik yang besar. Ini dapat diibaratkan garam yang berkurang rasa asinnya apabila dilarutkan dengan air yang banyak.
=============================
KASUS GNANATILLAKA
Gnanatillaka adalah namanya, Ia (wanita) dilahirkan pada 14 Februari 1956 di Kotamale, Sri Lanka (Ceylon). Kasus ini berawal di tahun 1960, Ketika ia berumur 4,5 tahun. Waktu itu ia berkata kepada orang tuanya :?Saya ingin bertemu dengan ayah dan ibu saya.? ?Kami adalah orang tuamu,?jawab ibunya. ?Tidak,?Gnanatillaka bersikeras,?saya ingin bertemu dengan ibu dan ayah saya yang sesungguhnya. Saya akan memberitahukan kamu dimana mereka tinggal. Tolong antar saya ke sana.?
Gnanatillaka menjelaskan kepada orang tuanya bagaimana menuju rumah dimana orang tuanya yang sesungguhnya tinggal. Rumah itu terletak dekat penampungan teh di Talawakele, sekitar 30 mil dari tempat tinggalnya sekarang.
Kedua orang tua itu mengabaikan cerita gadis kecilnya yang aneh. Setelah berhari-hari berlalu, Gnanatillaka tetap meminta untuk diantar menemui ibu-ayahnya yang sesungguhnya.
Segera berita itu mulai tersebar. Beberapa professor dari Universitas Ceylon dan Bhikkhu Piyadassi Maha Thera juga mengetahui cerita itu. Mereka memutuskan untuk menelitinya. Mereka mendengarkan Gnanatillaka bercerita ketika ia menjadi seorang bocah laki-laki bernama Tilakaratna. Mereka (para peneliti itu) mencatat semua keterangan. Sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Gnanatillaka, mereka bersama-sama dengan Gnanatillaka pergi menuju kerumah yang dijelaskan oleh Gnanatillaka.
Gnanatillaka belum pernah mengunjungi rumah itu di kehidupan yang sekarang, dia juga belum pernah mengunjungi daerah lokasi rumah itu. Juga kedua keluarga itu tidak saling kenal satu sama lain dan tidak saling mengetahui kehidupan masing-masing.
Ketika Gnanatillaka dan para peneliti itu memasuki rumah itu, Ganantillaka memperkenalkan para professor kepada kedua orang tua dirumah itu. ?ini adalah ayah dan ibu saya yang sebenarnya.?Lalu ia juga mengenalkan adik laki-lakinya dan kakak-kakak perempuannya. Gnanatillaka menyebut nama-nama kecil saudara-saudarinya dengan tepat.
Lalu kedua orang tua Gnanatillaka di kehidupan sebelumnya itu diwawancarai. Mereka menjelaskan sifat dan kebiasaan anak laki-laki mereka yang telah meninggal pada 9 November 1954. Ketika Gnanatillaka melihat bekas adik laki-lakinya dalam kehidupan lampau, ia menolak bertemu atau berbicara dengannya. Kemudian orang tua Gnanatillaka di kehidupan lampau menjelaskan bahwa kedua bersaudara itu selalu berkelahi dan bertengkar. Mungkin Gnanatillaka masih menyimpan dendam dari kehidupannya yang lampau ketika dia menjadi seorang anak laki-laki.
Ketika kepala sekolah setempat mendengar cerita tersebut, ia sendiri datang berkunjung. Ketika kepala sekolah memasuki rumah, Gnanatillaka memperkenalkannya sebagai gurunya.
Gnanatillaka juga dapat mengingat pelajaran-pelajaran dan pekerjaan rumah yang diberikan kepadanya ketika ia menjadi anak laki-laki dikehidupan sebelumnya.
Gnanatillaka juga dapat menunjukkan tempat pemakaman dimana ia dimakamkan di kehidupannya yang terdahulu sebagai seorang anak laki-laki.
Dengan cepat cerita Gnanatillaka tersebar luas. Seorang peneliti spesialis kasus kelahiran kembali, Dr.Ian Stevenson dari Universitas Virginia, terbang dari Amerika ke Ceylon untuk menyelidiki kasus itu. Setelah penyelidikannya, Dr.Ian mengatakan bahwa kasus Gnanatillaka adalah salah satu peristiwa kelahiran kembali yang terbaik, baik segi bukti maupun dari aspek psikologis.
Sebuah buku menarik tentang kasus Gnanatillaka diterbitkan dalam bahasa Sinhala di Ceylon. Buku ini menyajikan foto-foto berserta bukti-bukti dokumentasi yang berhasil dikumpulkan.
=================================
Beberapa tahun yang lalu, telah terdapat bukti yang dikumpulkan dan didokumentasikan dimana mengkonfirmasikan bahwa kelahiran kembali itu adalah benar adanya. Terdapat beberapa kasus bahwa seseorang mampu mengingat kembali pengalamannya yang diperoleh dari kehidupan sebelumnya. Perincian detail mengenai tempat tinggal, orang-orang yang disebutkan hidup pada masa sebelumnya dapat dikonfirmasikan setelah dilakukan suatu penyelidikan.
Contoh yang sangat terkenal adalah kasusnya Bridey Murphy, dimana Ny.Ruth Simmons dari Amerika Serikat teringat akan kehidupan masa sebelumnya di Ireland 100 tahun lalu. Ny. Ruth Simmons mengatakan bahwa dia pernah hidup sebagai Bridey Murphy pada tahun 1789 dan dapat memberikan perincian sepenuhnya mengenai kehidupan Bridey Murphy. Perincian yang diberikan tersebut sempat diperiksa dan ternyata memang benar adanya. Walaupun pada kehidupan saat ini Ny. Ruth Simmons tidak pernah keluar dari Amerika Serikat.
Suatu contoh lainnya di Inggris, seorang perempuan bernama Ny. Naomi Henry teringat kembali akan dua kehidupan sebelumnya. Pada kehidupan satunya, dia teringat hidup sebagai wanita Irlandia di suatu desa bernama Greehalg, pada abad ke-17. Penelitian kasus tersebut sempat dilakukan dan ditemukan bahwa desa dengan nama tersebut memang ada sebelumnya. Pada kehidupan berikutnya, dia lahir sebagai seorang wanita Inggris yang bertugas sebagai perawat beberapa anak di kota Inggris yang bernama Downham pada tahun 1902. Penelitian yang dilakukan terhadap catatan resmi yang ada di kota Downham membuktikan bahwa wanita tersebut memang pernah ada.
Profesor Ian Stevenson dari University of Virginia, U.S.A. telah melakukan riset dan mempublikasikan hasil penemuannya terhadap dua puluh kasus kelahiran kembali. Kasus-kasus tersebut yang telah diverifikasi dan didokumentasikan secara baik tersebut, ditemukan pada berbagai negara termasuk Perancis, Itali, India, Sri Lanka dan Birma.
Reinkarnasi berarti inkarnasi (penjelmaan) kembali suatu makhluk yang telah mati ke tubuh yang baru. Dalam agama Buddha, tidak ada istilah penjelmaan kembali bagi suatu makhluk yang telah mati dan memasuki tubuhnya yang baru. Agama Buddha hanya mengenal kelahiran kembali (rebirth). Dalam pengertian reinkarnasi, roh (jiwa) seseorang yang telah mati berpindah ke tubuh yang baru. Di sini, roh dianggap suatu substansi yang kekal yang berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lainnya.
Dalam konsep Buddhis, tidak dikenal istilah 'roh (jiwa) yang kekal' karena agama Buddha menganut konsep anatta (tanpa roh). Tidak ada suatu diri yang kekal yang berpindah setelah kita mati. Yang ada hanyalah suatu energi (berbentuk kesadaran penyambung) yang meneruskan kehidupan berikutnya. Ibarat api lilin yang diteruskan dari satu lilin ke lilin yang lain, api lilin itu sendiri tidak berpindah, karena lilin-lilin sebelumnya tetap menyala, melainkan karena adanya kondisi (sumbu lilin) yang memungkinkan lilin-lilin berikutnya menyala. Demikian pula kita terlahir kembali karena masih adanya sumbu kehidupan (kemelekatan).
Ingatlah hukum fisika yang menyatakan: energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Hukum karma dalam agama Buddha dapat dibandingkan dengan hukum energi dalam fisika. Hukum karma menyatakan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan manusia akan berakibat (akibatnya tidak akan hilang). Tetapi akibatnya bisa dalam berbagai kondisi (bentuk) sesuai dengan kadar perbuatannya. Akibat dari suatu karma buruk yang tidak terlalu besar dapat diminimalkan dengan suatu karma baik yang besar. Akibat itu sendiri tidaklah hilang, tetapi seolah-olah telah hilang karena kekuatan karma baik yang besar. Ini dapat diibaratkan garam yang berkurang rasa asinnya apabila dilarutkan dengan air yang banyak.
=============================
KASUS GNANATILLAKA
Gnanatillaka adalah namanya, Ia (wanita) dilahirkan pada 14 Februari 1956 di Kotamale, Sri Lanka (Ceylon). Kasus ini berawal di tahun 1960, Ketika ia berumur 4,5 tahun. Waktu itu ia berkata kepada orang tuanya :?Saya ingin bertemu dengan ayah dan ibu saya.? ?Kami adalah orang tuamu,?jawab ibunya. ?Tidak,?Gnanatillaka bersikeras,?saya ingin bertemu dengan ibu dan ayah saya yang sesungguhnya. Saya akan memberitahukan kamu dimana mereka tinggal. Tolong antar saya ke sana.?
Gnanatillaka menjelaskan kepada orang tuanya bagaimana menuju rumah dimana orang tuanya yang sesungguhnya tinggal. Rumah itu terletak dekat penampungan teh di Talawakele, sekitar 30 mil dari tempat tinggalnya sekarang.
Kedua orang tua itu mengabaikan cerita gadis kecilnya yang aneh. Setelah berhari-hari berlalu, Gnanatillaka tetap meminta untuk diantar menemui ibu-ayahnya yang sesungguhnya.
Segera berita itu mulai tersebar. Beberapa professor dari Universitas Ceylon dan Bhikkhu Piyadassi Maha Thera juga mengetahui cerita itu. Mereka memutuskan untuk menelitinya. Mereka mendengarkan Gnanatillaka bercerita ketika ia menjadi seorang bocah laki-laki bernama Tilakaratna. Mereka (para peneliti itu) mencatat semua keterangan. Sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Gnanatillaka, mereka bersama-sama dengan Gnanatillaka pergi menuju kerumah yang dijelaskan oleh Gnanatillaka.
Gnanatillaka belum pernah mengunjungi rumah itu di kehidupan yang sekarang, dia juga belum pernah mengunjungi daerah lokasi rumah itu. Juga kedua keluarga itu tidak saling kenal satu sama lain dan tidak saling mengetahui kehidupan masing-masing.
Ketika Gnanatillaka dan para peneliti itu memasuki rumah itu, Ganantillaka memperkenalkan para professor kepada kedua orang tua dirumah itu. ?ini adalah ayah dan ibu saya yang sebenarnya.?Lalu ia juga mengenalkan adik laki-lakinya dan kakak-kakak perempuannya. Gnanatillaka menyebut nama-nama kecil saudara-saudarinya dengan tepat.
Lalu kedua orang tua Gnanatillaka di kehidupan sebelumnya itu diwawancarai. Mereka menjelaskan sifat dan kebiasaan anak laki-laki mereka yang telah meninggal pada 9 November 1954. Ketika Gnanatillaka melihat bekas adik laki-lakinya dalam kehidupan lampau, ia menolak bertemu atau berbicara dengannya. Kemudian orang tua Gnanatillaka di kehidupan lampau menjelaskan bahwa kedua bersaudara itu selalu berkelahi dan bertengkar. Mungkin Gnanatillaka masih menyimpan dendam dari kehidupannya yang lampau ketika dia menjadi seorang anak laki-laki.
Ketika kepala sekolah setempat mendengar cerita tersebut, ia sendiri datang berkunjung. Ketika kepala sekolah memasuki rumah, Gnanatillaka memperkenalkannya sebagai gurunya.
Gnanatillaka juga dapat mengingat pelajaran-pelajaran dan pekerjaan rumah yang diberikan kepadanya ketika ia menjadi anak laki-laki dikehidupan sebelumnya.
Gnanatillaka juga dapat menunjukkan tempat pemakaman dimana ia dimakamkan di kehidupannya yang terdahulu sebagai seorang anak laki-laki.
Dengan cepat cerita Gnanatillaka tersebar luas. Seorang peneliti spesialis kasus kelahiran kembali, Dr.Ian Stevenson dari Universitas Virginia, terbang dari Amerika ke Ceylon untuk menyelidiki kasus itu. Setelah penyelidikannya, Dr.Ian mengatakan bahwa kasus Gnanatillaka adalah salah satu peristiwa kelahiran kembali yang terbaik, baik segi bukti maupun dari aspek psikologis.
Sebuah buku menarik tentang kasus Gnanatillaka diterbitkan dalam bahasa Sinhala di Ceylon. Buku ini menyajikan foto-foto berserta bukti-bukti dokumentasi yang berhasil dikumpulkan.
=================================
Beberapa tahun yang lalu, telah terdapat bukti yang dikumpulkan dan didokumentasikan dimana mengkonfirmasikan bahwa kelahiran kembali itu adalah benar adanya. Terdapat beberapa kasus bahwa seseorang mampu mengingat kembali pengalamannya yang diperoleh dari kehidupan sebelumnya. Perincian detail mengenai tempat tinggal, orang-orang yang disebutkan hidup pada masa sebelumnya dapat dikonfirmasikan setelah dilakukan suatu penyelidikan.
Contoh yang sangat terkenal adalah kasusnya Bridey Murphy, dimana Ny.Ruth Simmons dari Amerika Serikat teringat akan kehidupan masa sebelumnya di Ireland 100 tahun lalu. Ny. Ruth Simmons mengatakan bahwa dia pernah hidup sebagai Bridey Murphy pada tahun 1789 dan dapat memberikan perincian sepenuhnya mengenai kehidupan Bridey Murphy. Perincian yang diberikan tersebut sempat diperiksa dan ternyata memang benar adanya. Walaupun pada kehidupan saat ini Ny. Ruth Simmons tidak pernah keluar dari Amerika Serikat.
Suatu contoh lainnya di Inggris, seorang perempuan bernama Ny. Naomi Henry teringat kembali akan dua kehidupan sebelumnya. Pada kehidupan satunya, dia teringat hidup sebagai wanita Irlandia di suatu desa bernama Greehalg, pada abad ke-17. Penelitian kasus tersebut sempat dilakukan dan ditemukan bahwa desa dengan nama tersebut memang ada sebelumnya. Pada kehidupan berikutnya, dia lahir sebagai seorang wanita Inggris yang bertugas sebagai perawat beberapa anak di kota Inggris yang bernama Downham pada tahun 1902. Penelitian yang dilakukan terhadap catatan resmi yang ada di kota Downham membuktikan bahwa wanita tersebut memang pernah ada.
Profesor Ian Stevenson dari University of Virginia, U.S.A. telah melakukan riset dan mempublikasikan hasil penemuannya terhadap dua puluh kasus kelahiran kembali. Kasus-kasus tersebut yang telah diverifikasi dan didokumentasikan secara baik tersebut, ditemukan pada berbagai negara termasuk Perancis, Itali, India, Sri Lanka dan Birma.
0 komentar:
Posting Komentar