Kamis, 17 Februari 2011

Festival Seni dan Budaya Buddhis

Untuk Anda yang ingin menghabiskan liburan imlek tahun ini dengan berwisata edukasi bersama keluarga, mengapa tidak mengunjungi Mall of Indonesia (MOI). Di sana tengah berlangsung festival Seni dan Budaya Buddhis 2011. Festival ini akan berlangsung selama 25 hari sejak anggal 26 Januari  sampai 20 Februari 2011.
Saat memasuki plaza MOI, sebuah patung “Sleeping Buddha” terbaring sepanjang 25 meter. Untuk ruang pameran terletak di lantai LG. Dengan membayar tiket sebesar Rp. 10.000,- pengunjung dapat menikmati area pameran yang dibuat seperti lorong yang mengarahkan pengunjung dalam rangkaian seni dan budaya Buddhis.
Awalnya pengunjung akan menikmati suasana layaknya di Candi Borobudur dengan dinding – dinding lorong yang dibuat seperti relief candi. Kemudian pengunjung akan menyaksikan jajaran diorama tentang kehidupan Buddha sepanjang 100 meter. Diorama ini dibuat pada tahun 2001 oleh 2 orang Bikku yaitu, Karma WangChuk Lama  dari Bhutan dan Karma Samten Lama dari Nepal. Ke-45 diorama yang terbuat dari krey atau tanak liat ini, tampil apik dengan gambaran saat-saat penting dalam kehidupan Buddha. Di atasnya terdapat tulisan penjelasan diorama, sehingga pengunjung seperti melihat tampilan sebuah buku cerita yang menarik.
Keluar dari lorong diorama, pengunjung akan melewati replika Candi Pawon. Selanjutnya berbagai benda dan poster tentang seni dan budaya Buddhis ditampilkan dari berbagai negara. Mulai dari kitab suci Tipitaka dari bahasa Srilanka, Inggris, Tibet dan Myanmar. Lalu ada Foto-foto candi peninggalan budaya Buddhis di Nusantara. Kemudian terdapat replika Tugu Asoka dari India, Stupa Klenteng di Makassar, Patung Mandi Buddha dari Taiwan, Ruang Puja Relik (ruang sembahyang), Model Taman Rusa Isipathana dan berbagai poster tentang prinsip-prinsip agama Budha. Lorong Pameran berakhir dengan berbagai macam ruang altar dan jajaran stand organisasi dan sekolah Buddha dari berbagai daerah di Indonesia.
Yang patut direnungi oleh masyarakat Indonesia, ternyata pada Pilar Asoka yang telah dibangun oleh Raja Asoka di Sarnath India, menuliskan prinsip kesadaran toleransi beragama. “ Apabila engkau menghina agama orang lain, sesungguhnya engkau juga menghina agamamu sendiri”, demikian terjemahannya. Raja Asoka adalah penguasa Kekaisaran Maurya, berkuasa sejak tahun 273 sampai 232 SM. Ia adalah penganut agama Buddha dan Wilayah kekuasaannya mulai Iran dan Afghanistan hingga Bangladesh.


0 komentar:

Posting Komentar


 
;