Rabu, 02 November 2011

Hemat 5ribu, Rugi 25ribu

Ternyata gak semua yang kita rencanakan sesuai dengan apa yang ada di kenyataan.

Itulah yang terjadi pada saya. Ketika tujuannya mau menghemat ongkos pulang dari kampus di alam sutra (saat itu lagi jadi angkoters), malah rugi lebih dari rencana penghematannya yang cuma 5ribu, yaitu rugi 25ribu (lumayan buat beli bakso 3 mangkok (2 pedes, 1 kagak *loh)).
Begini ceritanya:


Sebelumnya, saya mau menceritaka latar belakangnya dulu. Saya adalah seorang mahasiswa di satu universitas swasta. Jadwal kuliah saya pun selalu dapat kelas di bawah jam 12 siang. Terpaksa saya harus jadi angkoters; pergi naik angkot, pulang pun naik angkot. Apa hubungannya jam 12 siang dengan jadi angkoters?? Nah, begini, keluarga saya punya 2 motor, tapi kalo pagi, kedua motornya pasti uda ada jadwal khusus. Yah, mau gak mau deh, naik angkot.

Lumayan juga untuk ongkosnya, ditotal-total, pulang pergi pengeluaran mencapai ceban (10ribu) rupiah (Lumayan tuh buat beli soto+nasi). Kalo dihitung-hitung, pengeluaran khusus untuk menjadi angkoters selama satu bulan yaitu 160ribuan (lumayan buat beli tas baru atau kalo naik motor bisa buat isi bensin lebih dari 1 bulan tuh).

Saya pun berpikir, bagaimana cara untuk melakukan aksi penghematan sebagai angkoters.
Ide yang muncul yaitu, nebeng. Hahaha.
Oke, saya coba dengan teman saya yang pertama. Saya sms dia di pagi hari, sekitar pukul 8 kurang seperempat.
"ntar gw nebeng ya. bisa gak?", saya sms seperti itu.
"ok2, gw berangkat sekarang", balesnya.
Setelah membaca isi smsnya, saya langsung menatap jam, liat smsnya lagi, natap jam lagi, sampai berulang-ulang. "Gila, baru jam segini, gw blm ngapa2in dia uda mau jalan aja ke kampus...!", dalam hati saya. Akhirnya, untuk pergi, saya kembali jadi angkoters, namun pulangnya, teman saya ini ternyata uda standby bawa helm. Lumayan, bisa hemat 50%. Hahaha.

Akhirnya saya beberapa kali pulang nebeng dengan beberapa teman saya, ganti-ganti tebengan, yang penting sampe rumah dan bisa hemat! Hahaha.

Dan inilah musibah terbesar dari rencana penghematan saya yang berjalan kontras dengan harapan saya.
Pada hari kejadian, saya ada acara seminar di kampus. Acaranya diadakan dari pagi sampai siang. Itu berarti saya harus kembali jadi angkoters (lagi). Tapi, pulangnya, saya harus nebeng dalam rangka penghematan.
Okey, akhirnya dapet tebengan nih, walaupun gak sampe rumah dan cuma sampe bundaran (keluar dari kompleks alam sutera), setidaknya bisa hemat 20%. hahaha.
Dengan modal tanpa helm, saya nekad nebeng. Dan tak disangka-sangka, saat lewat di bundaran, bertemu dengan seseorang berjaket hijau membawa walky talky pake topi dan seragam cokelat.
Yup, kalian pasti tahu 'who I mean'. Perasaan mulai gak enak.


Si 'who I mean' melakukan tindakan hukum kepada saya yang bersalah atas khasus ini, khasus gak pake helm (menyedihkan). Awalnya si 'who I mean' sangat berwibawa, dengan tegas dia bilang ini aturan hukum, tidak melihat apakah pelajar, mahasiswa, atau pejabat. Tapi ternyata, ketika terjadi negosisasi dan tawar menawar harga seperti di pasar, akhirnya si 'who I mean' membelok.
Yah, sebenarnya saya sudah tau maksudnya, tapi saya ikut aja.
Akhirnya keluarlah uang yang lebih besar dari ongkos angkot saya, yang masuk ke kantong si 'who I mean' itu. Tapi semoga saja uang tersebut didanakannya kepada orang yang kurang mampu. hahaha.
Dan satu hal yang sangat ganjil; setelah uang saya keluarkan, kenapa si 'who I mean' bersikap sangat baik? hahaha. berbeda dengan apa yang dia ucapkan di awal.
Itu hanya tambahan saja, tak usah dipikirkan. Intinya, terima saja apa yang sudah terjadi, walaupun belum sesuai dengan rencana awal. Pasti ada hal-hal yang salah dari strategi saya (seharusnya bawa helm dari rumah). Yah, sedikit berkorban demi penghematan itu gak masalah. Hahaha. :D


-Be Happy-

2 komentar:

Anonim mengatakan...

ckckck...
si Who I Mean itu yang harusnya diberantas! :D

tampilan blognya baru ya? bagus ko! Good Job! :D

San San mengatakan...

hahaha, iya tuh.
iya, baru diedit. hhe
sering2 mampir ya. :)

Posting Komentar


 
;